Pernahkah kalian berada di situasi bimbang saat hendak memutuskan mau nonton film apa di tengah banyaknya pilihan box office? Atau bahkan tidak tahu Bioskop mana yang memiliki akses pembelian tiket mudah atau studio terbaik? Tenang kamu tidak sendiri kok, kebingungan pembeli seperti ini relatif wajar. Di era digital saat ini konsumen atau calon penonton merasakan kedahsyatan konsumen review untuk memudahkan kamu mendapatkan nformasi terkait ulasan film, rating hingga pelayanan studio terbaik.
Ternyata fenomena ini juga dijadikan fokus penelitian oleh seorang profesor di Amerika bernama Wenjing Duan untuk industri perfilman. Hasil riset menunjukan ulasan pelanggan online atau Online Customer Reviews menjadi salah satu pemicu terjadinya lonjakan pembelian tiket film box office. Online Word of Mouth dalam bentuk review atau rating di internet menjadi senjata ampuh sebagai penguat suara terbaik dalam strategi peningkatan penjualan karena mempengaruhi pilihan dan keputusan pembelian konsumen di Amerika.
Dalam study case penelitian Duan, kualitas sebuah film yang memiliki banyak kritik ataupun rating rendah ternyata tidak mempengaruhi terhadap hasil penjualan tiket, melainkan hanya kepada performa dari kualitas film saja. Terlebih dari sistem rating yang ada, konsumen atau konteks disini adalah para penonton sepenuhnya dapat menyimpulkan kualitas sebenarnya dari sebuah film melalui sebuah ulasan atau review tanpa terpengaruh dari rating review yang ada.
Hal ini mengingatkan kita kepada fenomena fim-film box office di Indonesia yang belakangan ini ramai dibicarakan seperti Mencuri Raden Saleh yang diinfokan memakan biaya produksi sebesar 20 Milyar Rupiah. Film ini sukses menarik 1 juta penonton di Indonesia dalam beberapa hari dikarenakan banyaknya postingan review positif viral terkait karakter dari para pemain film menjadi daya tarik kalangan muda untuk beramai-ramai datang ke Bioskop.
Hal berbeda namun serupa terjadi dengan kesuksesan film Pengabdi Setan 2. Film bergenre horor ini memiliki rating cukup baik namun mendapat banyak kecaman karena dinilai berpotensi menimbulkan seizure (kejang-kejang) atau epilepsi bagi para penonton yang sensitif akan cahaya kelap kelip Flashing Lights. Hal ini sempat ramai dibicarakan masyarakat di Indonesia hingga munculnya sebuah petisi sebagai pengingat pihak studio ataupun perusahaan-perusahaan bioskop di Indonesia untuk menambahkan flash warning kepada para penonton.
Kritikan atau review yang terkesan negatif ini ternyata tidak memberikan dampak buruk terhadap rasa penasaran penonton Indonesia untuk tetap menonton film horor dengan karakter ‘Ibu’ ini berhasil menarik 5 juta penonton dalam waktu 12 hari. Ternyata dampak review baik baik atau negatif terbukti memberikan efek langsung terhadap penjualan tiket dan berpengaruh secara signifikan untuk keputusan pembelian konsumen salah satunya dengan membeli tiket dan menonton film yang ada.
Di Cekreview kamu juga bisa tulis review Bioskop-bioskop favorit kamu loh, jangan lupa untuk kunjungi kategori Bioskop lalu bisa tulis ulasanmu. Selamat mereview di web cekreview.com teman-teman pencinta Box Office Indonesia.